Adat Hukum & Kriminal
Beranda / Hukum & Kriminal / Jelang 27 Tahun Biak Berdarah, Tokoh Adat Manokwari Serukan Jaga Keamanan dan Ketertiban

Jelang 27 Tahun Biak Berdarah, Tokoh Adat Manokwari Serukan Jaga Keamanan dan Ketertiban

MANOKWARI, JENDELABERITA.com – Menjelang peringatan 27 tahun peristiwa Biak Berdarah yang direncanakan pada Minggu, 6 Juli 2025, berbagai pihak di Kabupaten Manokwari mengajak masyarakat untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban. Seruan ini muncul setelah beredarnya undangan partisipasi dari Solidaritas Rakyat West Papua untuk kegiatan doa, renungan bersama, penyalaan lilin, dan refleksi sejarah yang akan berlangsung di Taman Depan Gereja Manuosi, Wirsi, Manokwari.

Tokoh Adat Teluk Wondama Soleman Wopairi menegaskan pentingnya peran tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, dan koordinator mahasiswa pegunungan dalam mengawal stabilitas keamanan di tengah masyarakat. Menurutnya, langkah ini merupakan bentuk komitmen bersama untuk mengantisipasi potensi gangguan kamtibmas akibat isu-isu historis yang masih sensitif.

“Kami mengajak seluruh tokoh masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban agar Manokwari tetap kondusif. Jangan sampai masyarakat terpecah karena adanya ajakan dari pihak tertentu yang berpotensi mengganggu stabilitas daerah,” ujar Soleman Wopairi.

Peringatan Biak Berdarah sendiri kerap menjadi momentum yang sarat dengan muatan politik maupun sosial, sehingga rawan memicu perbedaan pandangan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, keterlibatan tokoh masyarakat dianggap sangat penting untuk menjadi penengah sekaligus penyejuk, agar peringatan tersebut berjalan tertib dan tidak menimbulkan gesekan.

Manokwari sebagai ibu kota Provinsi Papua Barat memiliki posisi strategis, baik dari segi pemerintahan, pendidikan, maupun perekonomian. Situasi yang aman dan damai dinilai sangat penting agar aktivitas masyarakat tetap berjalan normal tanpa hambatan.

Menghadirkan Gedung Hijau: Arsitektur Berkelanjutan untuk Polusi Kota Besar

Upaya menjaga stabilitas daerah tidak hanya menjadi tanggung jawab aparat keamanan, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat. Dengan adanya kesadaran kolektif, diharapkan peringatan Biak Berdarah dapat berlangsung khidmat sebagai ruang refleksi sejarah tanpa menimbulkan perpecahan sosial.(jb/rls)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *