MANOKWARI, JENDELABERITA.com - Sekitar seratusan orang, mulai dari anak-anak hingga dewasa, Rabu (29/1/2025) sore, mengemper di Atrium Lantai Dasar Manokwari City Mall (MCM). Mereka duduk di lantai untuk menunggu kehadiran Barongsai yang menurut rencana akan menggelar pertunjukan pada pukul 16.00 WIT.
Melansir Wikipedia, Barongsai adalah tarian tradisional Tiongkok dengan menggunakan sarung yang menyerupai singa. Berdasarkan kepercayaan masyarakat Tionghoa, singa dianggap sebagai simbol keberanian, kekuatan, kebijakan dan keunggulan.
Barongsai telah menjadi suatu pertunjukan yang selalu ada pada saat perayaan tahun baru Imlek. Dan memang, hari itu bertepatan dengan Tahun Baru Imlek, 2576 Kongzili atau 2025 Masehi.
Sejumlah anak tampak antusias dengan apa yang mereka genggam: angpau. Angpau adalah uang yang diberikan sebagai hadiah kepada seseorang yang dibungkus dalam amplop berwarna merah.
Angpau itu akan diberikan kepada Barongsai. Barongsai akan menerima angpau yang diberikan melalui mulut. Demikian, anak-anak nantinya dapat melihat sosok Barongsai lebih dekat.
Lewat satu jam dari jadwal, anak-anak dan orang dewasa yang tadinya duduk mulai berdiri. Dua Barongsai, masing-masing berwarna merah kehitaman dan kuning keemasan langsung melakukan aksinya di panggung di tengah Atrium Lantai Dasar MCM.
Tidak lama melakukan aksi di panggung, dua Barongsai mulai turun dan menyapa anak-anak. Ada anak yang sejatinya takut, tapi memberanikan diri mendekat. Ada yang tetap takut tapi penasaran dengan Barongsai. Ada juga yang memang berani sehingga maju dan mendekati kemanapun ‘sang singa’ pergi.
Selama melakukan pertunjukkan, Barongsai menunjukkan sejumlah aksi. Mulai dari bermain mata, meliuk-liuk, hingga berdiri. Kadang kala, Barongsai membuat gerakan seperti kucing saat duduk.
Dari atraksi tersebut, orang mulai membagikan angpau. Ada yang memberikan angpaunya secara langsung ke mulut singa. Ada juga yang memberikan angpau dengan cara ditinggikan di atas kepala. Alasannya, pemberi angpau hanya ingin melihat Barongsai itu melakukan atraksi berdiri.
Selain menerima angpau yang diberikan secara langsung, Barongsai juga mengambil angpau yang digantung di langit-langit Atrium Lantai Dasar MCM. Ada angpau yang digantung bersama sayur sawi. Saat sayur sawi ‘dilahap’, saat itu pula angpau didapatkan Barongsai.
Di MCM, Barongsai tidak hanya menyapa anak-anak dan orang dewasa untuk mendapatkan angpau. Mereka juga ramah untuk diajak ber-swafoto.
Satu Barongsai, berwarna kuning keemasan, bahkan memasuki Hadi Supermarket untuk memamerkan kebolehannya di hadapan pengunjung. Pengunjung yang menyukai atraksi Barongsai tidak lupa memberi angpau.
Atraksi Barongsai di MCM baru berakhir sekitar pukul 19.00 WIT malam.
Dua barongsai bersama tim pengiring musik yang terdiri dari tim penabuh gendang, simbal dan gong kemudian melanjutkan aksinya di Hotel Swissbell Manokwari.
Ketua Tim Barongsai Manokwari, Sugiyanto alias Ahok, mengatakan, pertunjukan Barongsai di MCM termasuk Hotel Swissbell merupakan yang kesembilan di hari itu. Permintaan pertunjukan Barongsai saat Tahun Baru Imlek sangat banyak. “Tapi kami tidak sanggup,” katanya.
“Ada beberapa toko, mereka open house. Tapi karena sudah lewat jamnya, ya kita tidak jadi main kesana. Seperti di Istana Mainan,” Ahok menambahkan.
Dari Hotel Swissbell, tim yang terdiri dari 20-30 orang itu hendak melanjutkan atraksi di Orchid dan Depo Teguh di Jalan Merdeka. Tidak sampai disitu, jadwal selanjutnya sudah menanti: Hotel Oriestom Bay dan seorang pengusaha yang mengundang Barongsai untuk datang ke Soribo.
Pengusaha yang dimaksud hendak melakukan selamatan atas rumah baru. “Tapi saya belum bisa janji. Saya bilangnya ya kita lihat saja nanti,” jelas dia.
Dengan banyaknya daftar kunjungan itu, Ahok mengatakan, semua undangan bisa dipenuhi hingga pukul 21.00 malam.
Atraksi Barongsai yang dipimpinnya sudah berlangsung lebih dari sepuluh tahun. Sebelumnya, Barongsai Manokwari tergabung dalam sebuah grup bernama Naga Timur. Ahok memastikan grup Naga Timur itu sudah bubar.
Toh, anak-anak yang dipimpinnya bukannya tidak punya prestasi. Kata Ahok, anak-anak Papua ini telah tampil dalam event yang berlangsung di Bali.
“Ini teman saya, dia yang ajari anak-anak lebih muda untuk atraksi Barongsai. Dia di tim ini senior. Sedangkan yang tampil saat ini lebih muda,” jelas dia.
Untuk pertunjukan di Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili, anak-anak berlatih selama kurang lebih tiga hari. Kemauan dan keterampilan, kata Ahok, menjadi kunci cepatnya latihan dituntaskan.
Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili dalam kepercayaan Tionghoa adalah Tahun Ular Kayu. Ahok mengatakan setidaknya terdapat enam shio yang dipercaya memiliki keberuntungan atau memiliki rezeki yang bagus.
“Jadi tahun Ular Kayu ini, ibaratnya itu banyak yang diberi rezeki dan kesehatan, kebahagiaan, keberuntungan. Yang paling banyak keberuntungan di tahun ini,” jelas dia.
Sayangnya Ahok tidak dapat menyebutkan enam shio yang dimaksud. “Saya tidak bisa menyebut satu-satu, karena ada catatan-catatannya itu,” ungkapnya.
“Yang pasti ada enam. Termasuk shio Naga,” demikian Ahok.